Makalah ini Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu:
Primasari Wahyuni, S.Pd , M.Pd
Disusun Oleh:
Kelas A4/1
Anna
Revi Nurutami
11144100133
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2011
- Pendahuluan
Bahasa merupakan unsur yang sangat vital dalam
berkomunikasi, yakni sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa
mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam
melaksanakan hubungan sosial dengan sesamanya, manusia sudah menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar mempunyai beberapa kriteria logis terkait dengan pemakaiannya
sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal
penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama, dan
pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan
dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi
tidak baik. Sedangkan berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak
resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pemakaian
bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia entertainment mulai
bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan
“Bahasa Gaul”. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun
1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang
disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan
semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat
modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks masa kini, bahasa gaul
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu
daerah atau komunitas tertentu.
2.
Pembahasan
2.1 Pengertian Bahasa
Chaer
(2000:1) berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi,
bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.
Menurut
Keraf (1991:1) bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa
sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama
yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Ramlan
(1985:21) berpendapat bahwa morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan
pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi
yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkomunikasi antaranggota masyarakat
berupa bentuk dan makna.
2.2 Pengertian Bahasa Gaul
Alatas
(2006:59) berpendapat bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk
berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan bentuk
ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan
gagasan dan emosinya.
Perkembangan teknologi
informasi turut menyalurkan penggunaan bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas.
Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai waria, dalam
mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi
trend atau populer di kalangan remaja sampai waria. Dalam konteks modern,
bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal, yang digunakan
sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial,
bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional,
dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi yang ditujukan untuk kalangan
remaja, selebritis hingga waria oleh majalah-majalah populer.
Menurut
Sahertian (2006:15) bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak
1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi
obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar
komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari yang sifatnya menarik dan
memiliki arti tertentu untuk merahasiakan arti obrolan di tengah masyarakat.
2.3 Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
Penggunaan
bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya
seorang anak, akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang
tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada
anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat
besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika
komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan
juga tingkah laku yang terpuji.
Penggunaan
bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat
yang diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan
tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa
yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Adanya
bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi.
Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Supaya mereka lebih
terlihat modern, dan akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia
adalah hal yang harus dihindari.
Dalam
meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara
membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang
mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan
santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai
bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu
terus dilakukan, maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik.
Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang
lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan
atau tidak bermoral.
Kata-kata
yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir
dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa
saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang
pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai
kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa
Indonesia antara lain:
1. Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya
dari bahasa yang baku. Upaya ini
dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih
untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat
setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat
mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan
atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau
karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja
untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.4
Pengaruh Bahasa Gaul dalam Perkembangan bahasa Indonesia
Seiring
dengan perkembangan zaman khususnya di negara Indonesia semakin terlihat
pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam
penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan
dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah
banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga
tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Untuk
menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya
kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia
mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul
dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh
bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
diantaranya sebagai berikut:
1. Eksistensi
bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul
Berbahasa
sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Jika generasi negeri ini semakin
tenggelam dalam pembentukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa
Indonesia akan semakin berat dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nasional
dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan
pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pengaruh
tersebut. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada
perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya
penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda
inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di
masyarakat.
2. Menurunnya
derajat bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan
dengan bahasa lainnya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya,
perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat.
Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran
ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru
berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari negara asing. Kemudian
masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang
makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa
Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan
untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak
baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu
mendukung ilmu pengetahuan yang modern.
Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa Inggris
dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris
atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk
belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai
bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek sosial yang lebih baik bagi orang yang
mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan
lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.
Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul,
yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami
bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.
Contoh bahasa gaul
yang sering dipakai adalah beud, yang berasal dari kata banget. Lalu ada pula
kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother
menjadi brotha. Selain itu, terdapat juga dalam menulis SMS, seperti “lagi
apa?” menjadi “gi pha??”atau “bosen banget” menjadi “bsen bgd nh“ atau “bosen
beud nh”. Memakai simbol tambahan “p@ k@bar L0e/?” atau “hha.. y nh.. lg
bosen-” pada kalimat yang ditulisnya. Menggunakan huruf z di belakang kata “mk
bgtz” atau “gurunya malezin yh “.
Selain
itu, maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan juga dapat
melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Penyebabnya adalah
kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja
menggunakan bahasa gaul ini. Pada umumnya yang menggunakan adalah remaja yang
ingin dianggap keren dan tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap
berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka
adalah alay.
Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru
untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali
jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul dan alay ini. Mereka bisa
menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak
mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena
mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang alay ini hanya karena ingin gaul
dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar
jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato.
Oleh sebab itu, kita sebagai
keluarga dan gurunya, semestinya mengawasi penggunaan bahasa pada anak. Jangan sampai mereka terbawa pengaruh yang
buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula.
Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.
3. Simpulan
Dari
penulisan diatas mengenai “Pengaruh Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa
Indonesia” dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang
menggunakan bahasa gaul, singkatan-singkatan dalam komunikasinya sehari-hari
adalah penyimpangan dari penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal
ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Kurangnya
akan kesadaran untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia di negeri
sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya bahasa Indonesia dalam
pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan
maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan
elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari
hal ini sudah wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas,
dkk. 2006. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja.
www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja.
Diunduh pada tanggal 2 Januari 2012.
Chaer.
2000. Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan. www.bahasa-indonesia-antara-variasi-dan-penggunaan.
Diunduh pada tanggal 31 Desember 2011.
Keraf. 1991. Penggunaan Bahasa Gaul
Ancam Bahasa Indonesia,
http://antaranews.wordpress.com/penggunaan-bahasa-gaul-ancam-bahasa-indonesia/.
Diunduh pada tanggal 31 Desember 2011.
Ramlan. 1985. Tata Istilah Indonesia. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
http://mocoe.wordpress.com/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-terhadap-bahasa-indonesia/. Di unduh pada tanggal 31 Desember 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar