Selasa, 02 April 2013

PENGARUH BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Primasari Wahyuni, S.Pd , M.Pd





Disusun Oleh:
Kelas A4/1
Anna Revi Nurutami                     11144100133



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2011

  1. Pendahuluan
Bahasa merupakan unsur yang sangat vital dalam berkomunikasi, yakni sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan hubungan sosial dengan sesamanya, manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa kriteria logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama, dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Sedangkan berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia entertainment mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan “Bahasa Gaul”. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks masa kini, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu.
2.      Pembahasan
2.1  Pengertian Bahasa
Chaer (2000:1) berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.
Menurut Keraf (1991:1) bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).                                                                    
Ramlan (1985:21) berpendapat bahwa morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkomunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.
2.2  Pengertian Bahasa Gaul
Alatas (2006:59) berpendapat bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya.
Perkembangan teknologi informasi turut menyalurkan penggunaan bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai waria, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi trend atau populer di kalangan remaja sampai waria. Dalam konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal, yang  digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial, bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja, selebritis hingga waria oleh majalah-majalah populer.
Menurut Sahertian (2006:15) bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari yang sifatnya menarik dan memiliki arti tertentu untuk merahasiakan arti obrolan di tengah masyarakat.
2.3  Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji.
Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Supaya mereka lebih terlihat modern, dan akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus dihindari.
Dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan, maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral.
Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia antara lain:
1.   Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya dari  bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.   Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3.   Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.4 Pengaruh Bahasa Gaul dalam Perkembangan bahasa Indonesia
Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.      Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Jika generasi negeri ini semakin tenggelam dalam pembentukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin berat dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pengaruh tersebut. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.      Menurunnya derajat bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainnya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern.
            Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek sosial yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.
            Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.
Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah beud, yang berasal dari kata banget. Lalu ada pula kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother menjadi brotha. Selain itu, terdapat juga dalam menulis SMS, seperti “lagi apa?” menjadi “gi pha??”atau “bosen banget” menjadi “bsen bgd nh“ atau “bosen beud nh”. Memakai simbol tambahan “p@ k@bar L0e/?” atau “hha.. y nh.. lg bosen-” pada kalimat yang ditulisnya. Menggunakan huruf z di belakang kata “mk bgtz” atau “gurunya malezin yh “.
Selain itu, maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Pada umumnya yang menggunakan adalah remaja yang ingin dianggap keren dan tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.
Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul dan alay ini. Mereka bisa menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang alay ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato.
            Oleh sebab itu, kita sebagai keluarga dan gurunya, semestinya mengawasi penggunaan bahasa pada anak.  Jangan sampai mereka terbawa pengaruh yang buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula. Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.



3.      Simpulan
Dari penulisan diatas mengenai “Pengaruh Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia” dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatan-singkatan dalam komunikasinya sehari-hari adalah penyimpangan dari penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Kurangnya akan kesadaran untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.



    
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, dkk. 2006. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja.
www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja. Diunduh pada tanggal 2 Januari 2012.

Chaer. 2000. Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan. www.bahasa-indonesia-antara-variasi-dan-penggunaan. Diunduh pada tanggal 31 Desember 2011.

Keraf. 1991. Penggunaan Bahasa Gaul Ancam Bahasa Indonesia,

Ramlan. 1985. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar